Review Buku "Masih Belajar" by Iman Usman

Bold and extremely curious, itulah kesan mendalam dari buku yang kali ini saya baca, Masih Belajar. Saya membeli buku ini saat Iman Usman (Co-Founder Ruang Guru) mengadakan open pre order di media sosial pribadinya, alhasil langsung deh saya pesan buku dari mantan Mahasiswa Berprestasi Nasional 2013 ini--alih -alih supaya bisa ketularan kayak doi hehe.


Lanjut.

Jadi, di buku ini memiliki dua chapter yang pertama tentang "Sebuah Perspektif" dan ke dua tentang "Cerita Iman" yang terdiri dari akar, batang, dan buah. Di bagian buku, akan dijelaskan siapakah diri Iman sesungguhnya, mulai dari rasa haus akan belajar yang begitu besar, mimpi untuk pendidikan Indonesia, prinsip berprestasi dan selalu melakukan yang terbaik. Di part ini, menurut saya jelas banget rasanya pembaca apalagi anak-anak SMA atau mahasiswa baru akan mendapatkan suntikan semangat yang luar biasa. Iman mencerminkan pemuda dengan visi yang di atas rata-rata usianya, di buku ini dia cerita bahwa sejak kecil dia sudah memiliki inisiatif untuk mendirikan perpustakaan mini dengan memanfaatkan bangunan dekat rumah seadanya, sehingga teman-temannya bisa meminjam buku kepadanya. Dia juga bercerita soal pengalaman dia mendirikan sebuah organisasi dengan teman-teman lainnya yaitu Indonesian Future Leader sejak mahasiswa baru. Bener-bener brilliant kan untuk anak seusianya waktu itu?

Dari situ Iman juga berbicara mengenai kegagalan yang sempat dialaminya, sebagai contoh dia, bercerita bahwa pengalaman gagal mencalonkan diri sebagai ketua OSIS saat di SMP tahun 2004--bahkan teman-temannya melemparinya dengan sampah saat pidato akhirnya membentuk dia menjadi pribadi yang lebih tangguh dengan kegigihan belajar yang tinggi khususnya public speaking. Ia rekam bagaimana cara dia berpidato, hingga akhirnya di tahun 2011 dia berkesempatan untuk berpidato di markas PBB yang disaksikan lebih dari 30 negara sebelum ia berusia 15 tahun. Kini, kita juga bisa melihat Iman menjadi pembicara di forum-forum dunia seperti World Economic Forum di Davos. Jadi, di buku ini Iman try to inspire all reader through his post failures experiences!

Lanjut ke bagian cerita Iman, jadi dia mengklasifikasikan cerita hidupnya berdasarkan anatomi tumbuhan. Pertama adalah akar, pasti sebelum menumbuhkan tanaman yang kuat terlebih dahulu harus membangun pondasi yang kuat juga. Di sini ia bercerita banyak hal soal pola pikir, karena dia percaya bahwa setiap keputusan yang kita ambil dan apapun yang menjadi landasan kita berpikir ditentukan oleh pola pikir, termasuk menentukan kesuksesan kita.

Kedua adalah batang, disini Iman menjelaskan banyak hal soal hasrat belajar, tentang perjuangan dan cara dia belajar hingga akhirnya diterima untuk kuliah di Columbia University. Cerita tentang kepercayaan diri, dimulai dari bagaimana dia bisa belajar untuk beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang baru. Mengagumkannya di sini adalah, sewaktu masih di Padang Iman bahkan sering mengunjungi hotel, bandara, atau restoran hanya untuk sekedar bertemu bule! Ya, hanya bercakap singkat sekitar 5-10 menit. Dia melakukan itu semua karena dia ingin memperlancar bahasa inggrisnya. See? Betapa dia memiliki semangat besar untuk belajar, di atas rata-rata--karena kebanyakan orang mungkin akan merasa malu. Selain itu, masih banyak cerita Iman Usman lain seperti menetapkan pilihan dan dunia kuliah, semua dibahas lengkap dan direfleksikan dalam buku ini.

Lalu yang terakhir adalah buah. Jadi, buah adalah ibarat orang yang tinggal memetik hasilnya. Iman bercerita banyak hal tentang berbagi, pilihan hidup, dan legacy. Iman di usianya sudah menunjukkan kematangan pola berpikir dan kedewasaan sikap, oleh karenanya dia selalu ingin berbagi mengenai apa yang dia peroleh kini, salah satunya melalui Beasiswa Iman Usman bagi siswa berprestasi Indonesia. 

To be Honest, sebenarnya konten buku ini sangat ringan bahkan saya bisa melahapnya hanya dalam kurun kurang dari 3 minggu. Buku setebal 224 halaman ini disuguhi dengan gambar-gambar yang atraktif dengan nuansa merah jambu, sehingga membuat pembaca tidak bosan melihatnya. Lalu, untuk menyambungkan antara satu konten dengan konten lainnya, Iman menggunakan pertanyaan-pertanyaan dari followers instagramnya, sehingga konten dari buku ini bukanlah hal yang satu utuh dari ide Iman melainkan seperti talk show atau sesi tanya jawab.

Kekuatan dari buku ini menurut saya adalah, sosok penulis sendiri yang memang sudah sangat inspiratif dan sangat patut untuk dijadikan role model bagi semua orang. Secara konten, menurut saya ringan dan mudah dibaca di kondisi apapun. Sehingga, memudahkan pembaca dari berbagai umur untuk melahapnya. Saran membaca buku ini adalah, berusaha fokus ke setiap detail tulisannya karena kadang ada bagian penting yang ditulis dalam satu atau dua kalimat. Jika terlewat maka kamu bisa ketinggalan part yang menjadi intinya, dan yang kedua pastinya berusaha menerapkan nilai baik yang cocok dari nilai yang dipegang sama Iman Usman ke kehidupan kita. ;) Sip!

Ya, akhirnya saya berharap ke depan semoga Indonesia bisa memiliki lebih banyak pemuda yang bisa menjadi agen perubahan dan menjadi sosok inspiratif bagi orang lain. Termasuk si penulis sendiri hehe. Bye bye sampai jumpa di tulisan selanjutnya....

Komentar

Postingan Populer