Terjebak badai taifun, nginep di apartemen kosong di China! (Nekad Traveller Series) Part 1

Hai guys!
Kali ini aku mau nulis pengalaman yang kalau dipikir-pikir amat berkesan banget buatku, karena banyak pengalaman manis, pahit, getir yang aku alami lewat perjalananku ke China kala itu. Aku ingin nulis ini buat diaryku, hiburan, dan pastinya informasi buat kalian yang ingin "nekad" travelling ke luar negeri kaya aku. "Nekad" travelling maupun "sultan" travelling pasti tetap ada tantangan dan hambatannya, baca sampai habis ya barangkali bisa jadi inspirasi dan tips & trick bagi kalian. Ok?

Pada Oktober 2018, aku mengikuti kompetisi exhibisi internasional yang diadakan di Foshan, sebuah kota kecil dekat dengan kota metropolis Guangzhou. Saat itu, kami mengikuti lomba atas dasar kemauan kami sendiri, sehingga pihak kampus hanya membiayai sedikit saja dari total yang kami butuhkan atas satu tim. Tim kami terdiri dari 8 orang, namun hanya 7 orang yang berangkat. Seperti biasa, kami selalu bagi tugas soal persiapan travelling. Ada yang bertugas bidang finansial dan segala pemesanan tiket, hotel, dll bahkan hingga yang membuat rundown travelling dan survey tempat-tempat yang bisa kita kunjungi selama disana! Penting banget perencanaan ini, karena sebagai mahasiswa, tentu kita inginnya low budget but maximum experience, kan?

Tanggal 12 September 2018, kami berangkat sebelum subuh untuk mengejar pesawat sekitar jam 10 dari Bandara Juanda, Surabaya menuju China. Alhamdulillah semua perjalanan terasa nyaman dan lancar. Kami tiba di Bandara Guangzhou jam 12 pukul setempat, lalu pergi ke Kota Foshan menggunakan MRT. Sedangkan, untuk transportasi publik Foshan sendiri setahuku waktu di sana hanya ada bis. Suasana Foshan sendiri, jauh berbeda dengan Guangzhou maupun kota-kota yang sering kita lihat di Youtube maupun TV seperti Shanghai dan Beijing, untuk Foshan sendiri sepi sekali untuk ukuran negara yang berpenduduk 2 miliar hihi, kenapa? karena benar-benar tidak banyak orang lalu lalang seperti di Malang, mobil sedikit, dan gedung-gedung menjulang tinggi namun seperti tidak aktif. "Mungkin buat persiapan ledakan penduduk mungkin ya," husnudzonku hehe. Satu hal kebiasaan "nekad traveller" yang selalu kita lakukan, apakah itu? Jalan kaki😛, kita jalan kaki malam hari berkilo-kilo jauhnya untuk mencapai hotel kami sambil bawa-bawa koper. What an experience! Udah kurus langsung kurus deh.

Well, besoknya sudah tanggal 13 September. Selama 3 hari ke depan, kita akan lomba dan sering jalan-jalan kaki kaya gini bolak-balik hotel-pemberhentian bis-venue lomba. Alhamdulillah dengan inovasi kami, kami mendapatkan Silver medal. Suasana masih cerah dan baik, hingga di hari itu aku melihat ada sesuatu yang ganjil di langit.
"Eh Bel, lihat deh di atas!", ucapku dengan Bela--salah satu teman lombaku. "Aku pernah lihat di Youtube, kalau ada pelangi di siang hari itu katanya mau ada bencana besar".
"Masa sih wi?", Bela merespon khawatir, namun juga biasa aja karena belum tahu akan hal yang tengah menanti.

Akupun, yang belum pernah mengalami kefaktaan dari mitos tersebut, juga segera melupakannya. Rencana kami nanti malam akan membeli tiket menuju Beijing untuk besok, karena  tiket pulang kami dari sana alasannya adalah untuk berkunjung ke Great Wall China. Kenapa tidak pesan sejak di Indonesia? Inginnya sih gitu, cuma untuk beli waktu itu kayaknya masih harus pesan lewat China deh (atau kami yang belum tahu aplikasinya, bagi yang tahu boleh di share ya di kolom komentar ^-^).




Malam hari, empat orang temanku pergi ke Guangzhou untuk membeli tiket sekaligus jalan-jalan. Sedangkan aku dan yang lain, yaah karena jalan kaki berkilo-kilo tersebut, ketika badan mencium aroma kasur rasanya tak ingin beranjak hehe. So, we stayed in hotel. Teman-temanku berkunjung ke daerah Guangzhou Tower. Setelah 3 jam kemudian, mereka pulang kembali. Namun sayang tiket buat besok sudah habis, sehingga besok malam kita baru akan bisa memesan tiketnya. Hotel di Foshan kita perpanjang lagi. Semua kondisi masih aman, beberapa dari kita upload foto di media sosial juga masih dengan perasaan ringan, sebelum dua hari kemudian badai datang dan momen-momen survival tak terduga kita lakukan!

***
Hand-Pulled Noodles at Henan Lamian - Chinese Food Dining Living ...
Wujud Nasi Goreng Lanzhou
Keesokan harinya, nyatanya kami tidak kemana-mana. Hanya rebahan dan berseluncur di dunia maya. Beberapa teman kami berangkat ke Guangzhou lagi menggunakan MRT untuk membeli tiket buat esok hari. Akhirnya, kami mendapatkannya. Waktu itu tiket kereta menuju Beijing kelas ekonomi mungkin memiliki harga sekitar 500.000-1.000.000. Lumayan mahal daripada kereta di Indonesia, maklum China memang daratan yang luas banget. Guangzhou-Beijing itu ibarat Malang-Padang naik kereta! wkwk. 😂 Aku pun juga tak sanggup gimana membayangkannya kalau beneran "jadi" naik kereta. Well, singkatnya jam 12 siang  kita sudah harus check out dari hotel kita di Foshan. Karena masih harus menginap semalam, kami putuskan untuk bergabung bersama beberapa peserta lomba dari universitas lain di Indonesia. Well, teman kami sudah membooking hotel di daerah Guangzhou. Untuk mencapai hotelnya, kami harus jalan beberapa kilo karena alasan selain penghematan juga karena kami tidak tahu transportasi apa yang bisa digunakan untuk kesana hehe. Karena seingatku Guangzhou setahu aku tidak ada sejenis grab dan Gojek. Di tengah-tengah perjalanan, kami menemukan restoran halal! Wah ini adalah pertama kalinya aku bisa makan nasi setelah beberapa hari. Jika di total selama 10 harian di China, aku hanya makan nasi sekitar 3 kali saja. Sisanya makan pakai roti dan susu/jus di 7Eleven hehe. Luar biasa kalau mengingatnya. Saking laparnya, aku beri nasi goreng lanzhou. 

Singkatnya, kami sudah tiba di apartemen yang kami sewa melalui aplikasi online. Waktu bersih-bersih kamar dan enak-enak rebahan, tiba-tiba ibu pemilik apartemen membicarakan tentang taifun yang akan terjadi besok yang diketahui dari berita ramalan cuaca. 😕 Aku yang mendengarnya masih belum paham apa itu taifun, maklum karena di Indonesia tidak ada. Lalu, aku browsing soal taifun di Youtube, dan alhasil ternyata badai ini sudah menyerang Filipina sebelumnya dan terbang menuju dataran mainland China selatan termasuk Hongkong. 😨 Yaa ampun, badai yang besok terjadi rupanya terkenal juga yaa. Tapi aku heran melihat orang China yang santai gitu reaksinya, akhirnya aku ikutan santai juga tanpa tahu kondisi besok seperti apa.

***
To be continued....

Komentar

Postingan Populer