Freedom Writers ; Laskar Pengubah Nasib dengan Menulis
Adalah
sebuah fakta jika menulis mampu merubah orang-orang yang merasa tidak percaya
diri, pesimis pada masa depan yang menjanjikan, dan menyerah dalam arena yang
bernama kehidupan, kembali menjadi pribadi yang percaya diri, optimis, dan
bergairah dalam arena kehidupan.
Demikianlah
yang dihadapi oleh siswa-siswi sekolah menengah atas di Long Beach, California
Selatan, Amerika Serikat. Seorang guru muda yang baru saja lulus magang,
bernama Erin Cruwell, melecut semangat remaja bermasalah itu untuk berani
melihat masa depan yang lebih cerah. Siswa yang bersekolah di SMA itu telah
mengalami begitu banyak masalah karena hidup di lingkungan paling keras Long
Beach. Mereka mengalami hidup yang tragis karena perceraian, kekerasan fisik
dan seksual, pertikaian antar geng, penembakan di jalan, serta penyalahgunaan
obat-obatan terlarang dan alkohol. Nyatanya, mereka hanyalah anak-anak nakal
yang penuh masalah. Namun, Erin nggak menyerah mendapati latar belakang
siswanya yang seperti demikian tersebut.
Erin
berusaha keras untuk menumbuhkan kembali rasa percaya diri siswa-siswanya itu. Dia pun meminta
siswa-siswanya untuk mencoba menuliskan kehidupan masa lalu mereka. Maka,
mulailah mereka menuliskan pengalaman kelam masing-masing, yang seakan nggak
pernah menemui titik terang dan kebahagiaan. Guru muda ini juga mewajibkan
murid-muridnya untuk membaca buku The
Diary of a Young Girl karya Anna Frank. Selain itu, mereka juga dianjurkan
untuk membaca buku karangan Zlata Filipovic yakni Zlata’s Diary ; A Child’s Life in Sarajevo, yang bercerita tentang
seorang gadis berusia lima belas tahun yang mampu bertahan di tengah kekejaman
peperangan di Sarajevo. Dengan inisiatif sendiri, mereka mengumpulkan sumbangan
guna menerbangkan Zlata ke California Selatan untuk menemui mereka dan berbagi
semangat hidup.
Erin
Cruwell mewajibkan setiap muridnya menulis dalam buku hariannya. Mereka pun
menamai diri sebagai kelompok “The Freedom Writers”. Ketika mereka menamatkan
SMA, seluruh siswa yang berjumlah 150 orang itu melanjutkan sekolah ke
perguruan tinggi. Sebuah buku catatan harian telah mereka terbitkan dengan
judul “The Freedom Writers Diary ; How a
Teacher and 150 Teens Used Writing to Change Themselves and The World Around
Them. Hebatnya, royalti buku tersebut digunakan untuk mendanai Tolerance
Education Foundation, yang didirikan guna membiayai uang kuliah anggota Freedom
Writers. Sesuatu yang “wow”, bukan?
Sekelompok
remaja dengan latar belakang yang bermasalah, kacau, dan nggak punya harapan
untuk dapat melihat masa depan yang lebih baik telah berani mendobrak kebuntuan
hidupnya dengan menulis. Dan, dengan menulis pun sanggup mengubah seseorang
untuk menjadi lebih baik. Buktikanlah sendiri!
“Mengapa kita membaca, jika bukan karena mengharapkan
pengalaman, menguak keindahan, meningkatkan kehidupan, dan menyelidiki misteri
terdalam?”,- Annie Dillard, penerima penghargaan Pulitzer 1975
***
Komentar
Posting Komentar