Persiapan Mental Menghadapi SNMPTN, SBMPTN, dan Ujian Mandiri versi Alawy


     Salam kepada kawan semua yang tengah membaca postingan spesial kali ini! 


     Sepanjang bulan Februari hingga Juli merupakan waktu yang sakral buat kita-kita para kelas XII yang akan melanjutkan pendidikan. Pasalnya, sepanjang bulan itu merupakan waktu penyeleksian via SNMPTN, SBMPTN, dan UM alias Ujian Mandiri di PTN. Ada juga yang berbasis agama. Buat kamu yang mau kuliah di UIN, bisa juga coba jalur SPAN ataupun UM-PTKIN.

    Ibarat sebuah buku, tak afdhol rasanya kalau belum menuntaskannya hingga bab terakhir. Begitu juga pendidikan, belum mantab kalau tidak bertransformasi dari "siswa" menjadi "mahasiswa". Wih.... Keren banget kan, kedengarannya.

  Eits, namun sebagai pelajar kita jangan berfikir kerennya saja. Sebagai tahap awal untuk memantaskan diri, terlebih dahulu kita tata niat kita sebaik mungkin untuk mencari ilmu. Jika niat telah tertata, maka akan timbul keikhlasan dalam belajar, jika keikhlasan telah terbangun, maka akan tumbuh kecintaan, jika kecintaan dalam belajar sudah menancap dalam tubuh kalian, maka pintu kemenangan SBMPTN akan menanti anda! Ayo bangkit dan raih cita-citamu.

     Terkadang, godaan di dalam menggapai impian kerap kali mengganggu konsentrasi kita. Alhasil kita menjadi kurang fokus dalam belajar. Biasanya, gangguan terberat dari dalam adalah rasa ragu. Percayalah, semua orang (kalau ada yang tidak nggak menyangkal) pernah merasa ragu walaupun sedetik. Jika dianalogikan, keraguan bagaikan lumpur yang mengotori jalan kita. Apabila semakin banyak rasa ragu yang menumpuk di sebuah jalan, maka akan sulit pula jalan tersebut dilewati oleh mobil. Sehingga, persiapan kedua adalah yakinkan terus diri sendiri! Apabila benih keraguan mulai muncul, maka satu-satunya cara untuk membunuhnya ya basmi sekuat mungkin! Ada sebuah cerita nyata, di mana seorang pria terjebak di sebuah ruangan yang bersuhu minus, which is sanggup untuk membekukan manusia. Saat itu dia teriak-teriak minta tolong sambil menggedor-gedor  pintunya. Namun sayang, tak ada orang yang mendengarnya. Pada esok harinya, si pria tersebut ditemukan meninggal dengan ciri-ciri mati akibat kedinginan. Setelah diperiksa, ternyata ruangan tersebut tidak berfungsi. Hal ini merupakan hikmah bagi kita semua, bahwa apa yang terjadi selanjutnya pada kita adalah hasil dari pikiran kita. Persepsi kita atas sesuatu adalah yang menjadi nyata. So, berpikirlah positif!


Semua orang berharap dapat masuk PTN. Apabila satu Indonesia yang menjadi pesaing kamu, maka pemenang sejati adalah yang berusaha lebih keras dari yang lain.

     Sedangkan, godaan dari luar lebih bersifat gampang-gampang susah. Mengapa? Soalnya kalian dapat mengendalikan godaan ini terserah kalian sendiri. Contoh; kalian sudah wudhu dan mau buka buku untuk belajar, tiba-tiba saja ada sms masuk menghidupkan ponsel saudara sekalian. Pesan pertama sudah terbalas. Kemudian sms kedua kembali datang. Terbalas. SMS ketiga datang lagi hingga keterusan sambil mengeritingkan jari dan nyengar-nyengir sendiri. Beberapa waktu kemudian, otakmu kekurangan oksigen yang memicu mulutmu menguap. Saat itu kamu menyadari bahwa tubuhmu mulai lelah dan mengantuk. Di saat yang sama pula, kamu menyadari bahwa kamu belum belajar apa-apa dan waktu sudah malam. Waktu lebih mahal daripada emas, guys! Don't waste it. 




     Cinta ibarat jiwa yang menghidupkan sebuah usaha. Keyakinan adalah api penyemangat agar perjuangan tetap menyala di segala iklim. Lalu, apalagi yang kita butuhkan untuk memenangkan pertempuran seleksi PTN? Tentu saja dengan persiapan matang dan pemahaman mendalam terhadap materi yang akan kamu gunakan sebagai senjata saat tes berlangsung. Jangan sampai ada prinsip SKS yang kamu gunakan sebelum ujian berlagsung. Santai boleh, asal sebelumnya kalian sudah belajar mati-matian demi SBMPTN atau UM. Ingat...ingat.... sebuah tujuan bukanlah hal yang utama, yang terpenting adalah proses itu sendiri.

Apa yang kamu lakukan saat ini, adalah jawabanmu di masa depan
     Semuanya sudah dipersiapkan. Sekarang tinggal apa? Sekarang tinggal menunggu hari ujian berlangsung. Oke, tenang saja...nggak perlu gugup. Anggap saja hari itu sebagaimana hari-hari yang kalian lewati saat berangkat ke sekolah. Jangan sebaliknya, malah kamu memulai hari ujianmu dengan ambisi dan rasa cemas. Sepanjang keberangkatan pun terdengar bisikan di hatimu yang berbunyi "Aku harus lolos. Aku harus lolos". Calm down, bro! Bisa jadi ambisi dan kecemasan akan merusak ketenanganmu sendiri. Akibatnya otakmu juga akan berat ketika menghadapi rantaian soal TKPA dan TKD yang memesona (dan memeras hati). Hehe. Mensana incorporesano. Badan yang sehat terdapat pada jiwa yang sehat.


     Dan yang penting ketika mencoba suatu usaha adalah do'a. Serahkan pada Allah atas apa yang kalian usahakan. Mintalah dipermudah urusanmu, dan semoga Ia memberikan keringanan dan nikmat lebih kepadamu. Imam Syafi'i pernah berkata: "Ketika hatimu terlalu berharap pada seseorang, maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya pengharapan. Supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain kepada DIA. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya". Bagaimana pun juga, hasil ada di keputusanmu. Tanamkan dalam hati bahwa apapun hasilnya itu adalah yang terbaik buat kamu. Kalau pun kamu beruntung, maka syukurilah dan jangan anggap itu keberhasilan atas usahamu. Dan kalau gagal... seleksi UM siap menantimu di laga berikutnya. Salam sukses!

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer