Sepotong Pelangi untukmu
Jikalau
puisi,
Sanggup
menyimpan asa kepadamu
Maka
akan kulukis rencana indah
Yang
tulus tertuang karenamu
Jikalau
puisi,
Mampu
membendung cinta kepadamu
Maka
akan ku isi dengan beribu surat cinta beserta bunga
Yang
ku hias indah bersama kasih sayangku
Oh
Bunda…
Engkau
yang senantiasa memandang langit
Berharap
hujan kepada awan yang berarak
Memandangi
bunga yang layu bertumbuh
Agar
tak usah kau rasa gerah di dada
Dan
mengharap sejuk setia memeluk hatimu
Bunda
tersayangku,
Dia
biasa hadir di saat awan menggumpal
Di
saat benih bunga telah terpuaskan dahaganya
Di
saat rumput menari dalam kedamaian
Dan
kala manusia terbawa oleh suka cita sehabis hujan
Oh
Bunda…
Segala
perasaan telah kau arungi
Kini
tiba saatnya langitmu terhias oleh warna cita
Biarkan
biasnya mendekapmu dalam suka cita kesyukuran
Dan
biarkan pelangi selalu hadir di setiap kau pandang jendelamu
Jikalau
puisi,
Sanggup
melukiskan segala rupa keindahan
Maka
akan kutulis cerita pelangimu bersama ketulusanku
Ponorogo, 27 Februari 2015
*Telah diantologikan dalam antologi bersama Event "Muara Pelangi" by Kalimaya Publishing
Komentar
Posting Komentar